Liputan6.com, London Selain meneken kesepakatan dengan AstraZeneca (AZ) Inggris, Kementerian Kesehatan RI juga menjalin kerja sama pengadaan vaksin COVID-19 berbahan sintetis dengan Imperial College London (ICL) dan VacEquity Global Health Ltd (VGH).
Penandatanganan kesepakatan Letter of Intent (LoI) tersebut dilakukan Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Oscar Primadi dan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Slamet bersama Imperial College London (ICL) yang diwakili oleh Professor Ian Walmsley dan VacEquity Global Health Ltd (VGH) yang diwakili oleh Dr Simon Hepworth. Kesepakatan disaksikan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dan Menteri BUMN Erick Tohir.
BACA JUGA
"Dengan ditandatanganinya LoI tersebut, semakin meningkatkan peluang Indonesia mendapatkan akses terhadap kandidat vaksin COVID-19 yang sebelumnya sudah diperoleh dari Sinovac (Tiongkok), Sinopharm (Tiongkok), dan AstraZeneca (Inggris)," ujar Oscar saat kunjungan kerja ke London, Inggris, Rabu (14/10/2020).
"Vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh ICL dan VGH ini berbasis strand kode genetik RNA sintesis dengan menggunakan teknologi self-amplifying RNA (saRNA). Penggunaan bahan RNA sintetis dinilai lebih efektif mengingat 1 liter bahan RNA sintesis dapat digunakan untuk menghasilkan 5 juta dosis vaksin."
Vaksin berbasis RNA sintetis dikembangkan oleh ICL pun masuk menjadi kandidat Top Six WHO COVID-19 Candidate Vaccine. Vaksin COVID-19 juga diklaim halal karena dibuat dari bahan sintetis.
15 Oktober 2024